SAWAH PONGOK
lEPAR PONGOK, BANGKA POS -- Untuk membantu ketersediaan beras di wilayah kepulauan, Pemkab Bangka Selatan mengembangkan pencetakan sawah di Pulau Pongok seluas 23 hektare (Ha) sekitar empat bulan yang lalu dan dalam waktu dekat ini akan segera dipanen.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Basel, Ahmad Damiri kepada Bangka Pos Group, Senin (6/7) di ruang kerjanya menjelaskan pembukaan areal persawahan tidak hanya di wilayah daratan, tetapi juga di daerah kepulauan. Hal ini selain untuk mengembangkan potensi pertanian sawah juga untuk mengantisipasi ketersediaan beras di wilayah kepulauan.
“Kalau musim ombak besar, warga di daerah kepulauan mungkin kesulitan melakukan aktivitas jual-beli bahan pokok khususnya beras ke luar daerah, seperti ke Sadai dan Toboali. Maka kita usahakan agar pertanian, perkebunan sawah maupun ladang di daerah kepulauan dikembangkan, sehingga bisa tersedia beras di daerah kepulauan, paling tidak untuk kebutuhan masyarakat di kepulauan,” kata Damiri.
Damiri menambahkan, jumlah masyarakat yang terlibat dalam kelompok tani persawahan mencapai sekitar 100-an orang dengan setiap KK mendapatkan 1/4 Ha. Anggaran yang disediakan sebanyak 25 Ha, namun ada kendala di lapangan sehingga sekitar 1,5 Ha tidak dikembangkan.
Anggaran yang diberikan sejak pencetakan hingga penanaman, pemeliharaan sebanyak Rp 7,2 juta setiap hektare. Dan yang ada disalurkan langsung ke rekening masing-masing kelompok untuk dikelola sesuai dengan rencana kebutuhan.
“Kita bersyukur, semangat masyarakat kepulauan untuk mengembangkan pertanian persawahan cukup baik. Sambil mereka melaut, mereka juga mengusahakan persawahan. Bibit yang ditanam jenis Ciherang. Rencananya dalam bulan ini akan dipanen. Hasil peninjauan lapangan sebelum panen, kualitas padi dan produksinya cukup baik,” ungkap Damiri.
Damiri menjelaskan lahan pencetakan sawah yang dikembangkan sekarang adalah eks lahan sawah pada masa pemerintahan Jepang, namun ditinggalkan masyarakat.
“Selain di Lepar Pongok, pada tahun anggaran 2009, Pemkab Basel juga akan mengembangkan pencetakan sawah baru di daerah Kepulauan Tanjung Labu,” ujarnya.
Terpisah Camat Lepar Pongok, Marsanti kepada Bangka Pos Group, Senin (6/7) menjelaskan minat masyarakat Kecamatan Lepar Pongok untuk mengusahakan perkebunan semakin meningkat.
“Selain sawah, masyarakat di daerah kepulauan terus mengembangkan perkebunan sawit dan karet,” katanya.
Menurut Marsanti dengan adanya budaya pertanian sawah padi, bisa membantu ketersediaan beras di wilayah kepulauan. Apalagi harga beras di daerah kepulauan lebih tinggi dari daerah daratan, di mana berbeda sekitar Rp 500-Rp 2000/kg.
“Jika masyarakat sudah bisa menghasilkan beras di kebun sawah sendiri, akan sangat membantu pemenuhan kebutuhan pangan di wilayah kepulauan,” harapnya. (J2)
“Kalau musim ombak besar, warga di daerah kepulauan mungkin kesulitan melakukan aktivitas jual-beli bahan pokok khususnya beras ke luar daerah, seperti ke Sadai dan Toboali. Maka kita usahakan agar pertanian, perkebunan sawah maupun ladang di daerah kepulauan dikembangkan, sehingga bisa tersedia beras di daerah kepulauan, paling tidak untuk kebutuhan masyarakat di kepulauan,” kata Damiri.
Damiri menambahkan, jumlah masyarakat yang terlibat dalam kelompok tani persawahan mencapai sekitar 100-an orang dengan setiap KK mendapatkan 1/4 Ha. Anggaran yang disediakan sebanyak 25 Ha, namun ada kendala di lapangan sehingga sekitar 1,5 Ha tidak dikembangkan.
Anggaran yang diberikan sejak pencetakan hingga penanaman, pemeliharaan sebanyak Rp 7,2 juta setiap hektare. Dan yang ada disalurkan langsung ke rekening masing-masing kelompok untuk dikelola sesuai dengan rencana kebutuhan.
“Kita bersyukur, semangat masyarakat kepulauan untuk mengembangkan pertanian persawahan cukup baik. Sambil mereka melaut, mereka juga mengusahakan persawahan. Bibit yang ditanam jenis Ciherang. Rencananya dalam bulan ini akan dipanen. Hasil peninjauan lapangan sebelum panen, kualitas padi dan produksinya cukup baik,” ungkap Damiri.
Damiri menjelaskan lahan pencetakan sawah yang dikembangkan sekarang adalah eks lahan sawah pada masa pemerintahan Jepang, namun ditinggalkan masyarakat.
“Selain di Lepar Pongok, pada tahun anggaran 2009, Pemkab Basel juga akan mengembangkan pencetakan sawah baru di daerah Kepulauan Tanjung Labu,” ujarnya.
Terpisah Camat Lepar Pongok, Marsanti kepada Bangka Pos Group, Senin (6/7) menjelaskan minat masyarakat Kecamatan Lepar Pongok untuk mengusahakan perkebunan semakin meningkat.
“Selain sawah, masyarakat di daerah kepulauan terus mengembangkan perkebunan sawit dan karet,” katanya.
Menurut Marsanti dengan adanya budaya pertanian sawah padi, bisa membantu ketersediaan beras di wilayah kepulauan. Apalagi harga beras di daerah kepulauan lebih tinggi dari daerah daratan, di mana berbeda sekitar Rp 500-Rp 2000/kg.
“Jika masyarakat sudah bisa menghasilkan beras di kebun sawah sendiri, akan sangat membantu pemenuhan kebutuhan pangan di wilayah kepulauan,” harapnya. (J2)
0 comments:
Post a Comment